Berdasarkan posisi, garis lintangnya, dan ketinggiannya, setiap wilayah di permukaan bumi mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda, baik secara fisik maupun aktivitas kehidupannya. Faktor fisik tersebut meliputi topografis, lingkungan georafis, cuaca, iklim,dan sinar matahari.
Iklim adalah pola cuaca khas di suatu daerah dalam jangka waktu yang lama. Secara umum, iklim dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal berikut ini:
1. Lintang astronomis
Disebut juga klasifikasi iklim berdasarkan kedudukan matahari atau iklim matahari yang pembagiannya sebagai berikut:
a) Daerah iklim tropik, yaitu daerah yang melingkari globe bumi, dibatasi oleh 23 1/2o Lintang Utara dan 23o Lintang Selatan.
b) Daerah iklim sedang yang letaknya di daerah bumi utara. Posisinya terletak pada globe bumi yang dibatasi oleh oleh 23o
dan 66o Lintang Utara atau lingkungan Kutub Utara, sedangkan di Belahan Bumi Selatan daerah ini dibatasi oleh 23o dan 66o
Lintang Selatan (lingkungan Kutub Selatan).
c) Daerah kutub di Belahan Bumi Utara yang dibatasi lintang terluarnya 66o Lintang Utara, dengan titik Kutub Utara sebagai titik pusatnya dan di Belahan Bumi Selatan dibatasi oleh lintang terluarnya 66o Lintang Selatan dan titik kutub selatan sebagai titik pusatnya.
2. Sistem Iklim Fisikal
a) Daerah iklim tropik, yaitu daerah yang melingkari globe bumi, dibatasi oleh 23 1/2o Lintang Utara dan 23o Lintang Selatan.
b) Daerah iklim sedang yang letaknya di daerah bumi utara. Posisinya terletak pada globe bumi yang dibatasi oleh oleh 23o
dan 66o Lintang Utara atau lingkungan Kutub Utara, sedangkan di Belahan Bumi Selatan daerah ini dibatasi oleh 23o dan 66o
Lintang Selatan (lingkungan Kutub Selatan).
c) Daerah kutub di Belahan Bumi Utara yang dibatasi lintang terluarnya 66o Lintang Utara, dengan titik Kutub Utara sebagai titik pusatnya dan di Belahan Bumi Selatan dibatasi oleh lintang terluarnya 66o Lintang Selatan dan titik kutub selatan sebagai titik pusatnya.
2. Sistem Iklim Fisikal
Variabel fisikal sebagai proyeksi dari radiasi matahari yang disebut sistem iklim fisikal, yaitu sebagai berikut:
a) variabel suhu (temperature);
b) pembakuan bulan terdingin;
c) pembakuan bulan terpanas;
d) variabel curahan hujan;
e) pembakuan bulan kering;
f) pembakuan bulan basah;
g) indikator (penunjuk) vegetasi;
h) potensi penguapan;
i) periode-periode yang berhubungan dengan suhu dan curahan hujan.
Berdasarkan kedudukan bumi terhadap matahari, bumi dapat dibagi menjadi tujuh wilayah iklim sebagai berikut.
1. Wilayah Iklim Tropik
Wilayah iklim tropik terletak di antara garis lintang 23o 30’LU – 23o 30’ LS, suhu udara rata-rata tinggi sepanjang tahun, yaitu berkisar 20o C – 28o C. Daerah musim tropik sebagai tempat gerakan-gerakan aliran udara konveksi atau gerakan udara secara vertikal. Wilayah iklim tropik meliputi Indonesia, Malaysia, Amazon, Kongo, Kamerun, dan Guenia hulu. Wilayah iklim tropik di daerah sabana terletak pada garis lintang 5o– 15o LU/LS, perbedaan musim hujan dan musim kemaraunya akan tampak jelas. Iklim sabana ditandai dengan jarang hujan sehingga jenis vegetasinya berbentuk semak belukar dan padang rumput. Wilayah Indonesia yang memiliki iklim sabana adalah Aceh Timur, Aceh Tengah,Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
2. Wilayah Iklim Subtropik Utara dan Selatan
Wilayah beriklim subtropik utara dan selatan terletak di garis lintang 23o 30’ LU – 40o LU dan 23o 30’ LS – 40o LS. Temperatur udara di wilayah musim subtropik tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Wilayah ini sebagai tempat turunnya angin antipasat yang kering dan panas. Selain itu, wilayah ini mempunyai tekanan udara maksimum.Wilayah subtropik mengenal empat macam musim, yaitu musim panas (summer), semi (spring), dingin (winter), dan gugur (autumn).
3. Wilayah Iklim Sedang Utara dan Selatan
Wilayah iklim ini terletak di antara 40o LU – 66o 30’ LU dan 40o LS – 66o 30’ LS. Wilayah iklim ini dipengaruhi oleh iklim laut serta dipengaruhi oleh sifat keringnya udara yang bertiup di atas garis atau continental. Wilayah ini mempunyai empat musim, yaitu musim panas (summer), musim semi (spring), musim dingin (winter), dan musim gugur (autumn).
Keadaan wilayah iklim sedang di wilayah Eropa, cuaca atau udaranya lembap, langit berawan, dan curah hujan tinggi. Wilayah-wilayah yang beriklim continental besifat panas, kering, dan jarang turun hujan. Pada musim panas udaranya panas, dan pada musim dingin temperaturnya rendah. Wilayah yang iklimnya sedang meliputi Amerika Utara dan Amerika Timur, ujung Amerika Selatan, Eropa Timur, ujung Afrika Selatan, Kanada Tengah, dan Australia Selatan.
4. Wilayah Iklim Dingin
Wilayah iklim dingin terletak di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan, tepatnya pada garis lintang 66o 30’ LU – 90o LU dan 66o 30’ LS – 90o LS. Wilayah ini setiap tahun selama 8 – 11 bulanrata-rata suhu udara di bawah 0o .
Wilayah iklim dingin dibagi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Wilayah iklim tundra di sekitar Laut Arktik, pesisir Amerika Utara, Kanada Utara, dan Siberia Utara.
2) Wilayah iklim dingin diwarnai corak musim dingin sangat panjang sehingga hampir semua daratan tertutup salju putih dan es tebal.
Pembagian iklim di atas sudah memberikan gambaran kepadamu tentang macam-macam iklim yang ada di bumi. Untuk memperkaya pengetahuanmu, berikut akan diuraikan tentang pembagian iklim menurut beberapa ahli klimatologi.
a. Wladimir Koppen
Wladimir Koppen adalah seorang ahli klimatologi dari Austria. Ia membagi iklim atas dasar rata-rata suhu udara dan curah hujan bulanan dan tahunan. Koppen berpendapat bahwa suatu iklim termasuk basah atau kering ditentukan oleh indeks hujan. Klasifikasi iklim menurut Koppen dapat diperinci sebagai berikut:
1) Iklim A (tropis), yaitu daerah bersuhu 18o C untuk bulan terdingin.
2) Iklim B (tundra dan kutub), yaitu daerah bersuhu 10o C untuk bulan terpanas.
3) Iklim C dan D (sedang), iklim C menempati pinggiran benua yang dipengaruhi iklim laut sehingga disebut iklim sedang hangat. Iklim D menempati pedalaman benua sehingga dinamakan iklim salju atau boreal. Adapun batas antara iklm C dan D pada daerah bersuhu 3o C untuk bulan terdingin.
Berdasarkan klasifikasi iklim di atas, Indonesia termasuk iklim A (tropis). Menurut Koppen, iklim A dapat dikelompokkan menjadi beberapa daerah sebagai berikut:
1) Iklim hujan tropis meliputi beberapa daerah yang bercurah hujan tinggi. Daerah yang bercurah hujan tinggi terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
2) Iklim sabana meliputi daerah Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya.
3) Iklim laut basah meliputi hampir seluruh kepulauan Indonesia terutama Sumatra,Kalimantan, dan Papua.
4) Iklim salju abadi terdapat di puncak Pegunungan Jaya Wijaya.
b. Schmidt-Ferguson
Schmidt-Fergusonmembagi kriteria iklimnya sebagai berikut:
1) Bulan basah, artinya suatu daerah yang dalam satu tahun curah hujannya lebih dari 100 mm/bulan.
2) Bulan lembap, artinya suatu daerah yang dalam satu tahun curah hujannya 60 sampai dengan 100mm/bulan.
3) Bulan kering, artinya suatu daerah yang dalam satu tahun memiliki curah hujan kurang dari 60mm/bulan.Untuk menentukan iklim, dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
1) Wilayah iklim tundra di sekitar Laut Arktik, pesisir Amerika Utara, Kanada Utara, dan Siberia Utara.
2) Wilayah iklim dingin diwarnai corak musim dingin sangat panjang sehingga hampir semua daratan tertutup salju putih dan es tebal.
Pembagian iklim di atas sudah memberikan gambaran kepadamu tentang macam-macam iklim yang ada di bumi. Untuk memperkaya pengetahuanmu, berikut akan diuraikan tentang pembagian iklim menurut beberapa ahli klimatologi.
a. Wladimir Koppen
Wladimir Koppen adalah seorang ahli klimatologi dari Austria. Ia membagi iklim atas dasar rata-rata suhu udara dan curah hujan bulanan dan tahunan. Koppen berpendapat bahwa suatu iklim termasuk basah atau kering ditentukan oleh indeks hujan. Klasifikasi iklim menurut Koppen dapat diperinci sebagai berikut:
1) Iklim A (tropis), yaitu daerah bersuhu 18o C untuk bulan terdingin.
2) Iklim B (tundra dan kutub), yaitu daerah bersuhu 10o C untuk bulan terpanas.
3) Iklim C dan D (sedang), iklim C menempati pinggiran benua yang dipengaruhi iklim laut sehingga disebut iklim sedang hangat. Iklim D menempati pedalaman benua sehingga dinamakan iklim salju atau boreal. Adapun batas antara iklm C dan D pada daerah bersuhu 3o C untuk bulan terdingin.
Berdasarkan klasifikasi iklim di atas, Indonesia termasuk iklim A (tropis). Menurut Koppen, iklim A dapat dikelompokkan menjadi beberapa daerah sebagai berikut:
1) Iklim hujan tropis meliputi beberapa daerah yang bercurah hujan tinggi. Daerah yang bercurah hujan tinggi terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
2) Iklim sabana meliputi daerah Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya.
3) Iklim laut basah meliputi hampir seluruh kepulauan Indonesia terutama Sumatra,Kalimantan, dan Papua.
4) Iklim salju abadi terdapat di puncak Pegunungan Jaya Wijaya.
b. Schmidt-Ferguson
Schmidt-Fergusonmembagi kriteria iklimnya sebagai berikut:
1) Bulan basah, artinya suatu daerah yang dalam satu tahun curah hujannya lebih dari 100 mm/bulan.
2) Bulan lembap, artinya suatu daerah yang dalam satu tahun curah hujannya 60 sampai dengan 100mm/bulan.
3) Bulan kering, artinya suatu daerah yang dalam satu tahun memiliki curah hujan kurang dari 60mm/bulan.Untuk menentukan iklim, dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Q =Rata-rata bulan kering/
Rata-rata bulan basah × 100%
c. Oldeman
Oldemanmembagi kriteria iklim dengan pedoman jumlah bulan basah secara berurutan sebagai berikut.
1) Bulan basah, artinya suatu daerah dalam satu tahun memiliki curah hujan lebih dari 200mm/bulan.
2) Bulan lembap, artinya suatu daerah dalam satu tahun memiliki curah hujan antara 100 sampai dengan 200mm/bulan.
3) Bulan kering, artinya suatu daerah dalam satu tahun memiliki curah hujan kurang dari 100mm/bulan.
Prinsip dasar penentuam iklim menurut Oldeman adalah jika bulan basah berturut-turut sebagai berikut:
1) Iklim A jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.
2) Iklim B jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut antara 7-9 bulan.
3) Iklim C jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut antara 5-6 bulan.
4) Iklim D jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut antara 3-4 bulan.
5) Iklim E jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik benang merahnya bahwa letak Indonesia yang berada di daerah tropis atau berada di sekitar garis khatulistiwa serta diapit oleh dua benua dan dua samudra, sangat berpengaruh terhadap keadaan iklimnya. Indonesia
mempunyai iklim tropis yang ditandai dengan temperatur udara yang tinggi serta curah hujan yang dipengaruhi oleh musim. Adanya perubahan arah angin juga berpengaruh terhadap keadaan musim di Indonesia yang terbagi menjadi musim hujan dan musim kemarau.
Rata-rata bulan basah × 100%
c. Oldeman
Oldemanmembagi kriteria iklim dengan pedoman jumlah bulan basah secara berurutan sebagai berikut.
1) Bulan basah, artinya suatu daerah dalam satu tahun memiliki curah hujan lebih dari 200mm/bulan.
2) Bulan lembap, artinya suatu daerah dalam satu tahun memiliki curah hujan antara 100 sampai dengan 200mm/bulan.
3) Bulan kering, artinya suatu daerah dalam satu tahun memiliki curah hujan kurang dari 100mm/bulan.
Prinsip dasar penentuam iklim menurut Oldeman adalah jika bulan basah berturut-turut sebagai berikut:
1) Iklim A jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.
2) Iklim B jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut antara 7-9 bulan.
3) Iklim C jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut antara 5-6 bulan.
4) Iklim D jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut antara 3-4 bulan.
5) Iklim E jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik benang merahnya bahwa letak Indonesia yang berada di daerah tropis atau berada di sekitar garis khatulistiwa serta diapit oleh dua benua dan dua samudra, sangat berpengaruh terhadap keadaan iklimnya. Indonesia
mempunyai iklim tropis yang ditandai dengan temperatur udara yang tinggi serta curah hujan yang dipengaruhi oleh musim. Adanya perubahan arah angin juga berpengaruh terhadap keadaan musim di Indonesia yang terbagi menjadi musim hujan dan musim kemarau.
Demikian artikel Hubungan Letak Geografi dengan Iklim semoga bisa bermanfaat.